Tadi siang, melalui layar televisi, saya sempat mendengarkan pidato kemenangan Barrack Obama, di depan puluhan ribu pendukungnya di Chicago. Pidato kemenangan bersejarah tersebut menurut saya merupakan sebuah pidato yang sangat indah dan luar biasa. Saya lihat banyak sekali yang para pendukung Obama yang menangis mendengarkannya.
Namun salah satu hal yang membuat saya terkesima adalah ucapan terima kasih yang disampaikan Barrack secara khusus kepada Maya Soetoro dalam pidato kemenangannya.
Terus terang nama ini tidak asing bagi saya, tapi membuat saya tertarik untuk mengetahui tentang dirinya lebih detail. Berikut ini beberapa informasi yang saya peroleh di internet tentang hubungan antara Barrack dan Maya :
Barrack Obama lahir di Hawaii pada tahun 1961, putra dari seorang Kenya yang bernama Barrack Obama Sr dan Stanley Ann Durham
Pada tahun 1963, Barrack senior bercerai dengan Ann dan kembali ke Kenya. Ia meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas pada tahun 1982. Barrack Obama junior terkesan di bukunya bahwa ia tidak terlalu mengenal ayah kandungnya.
Sekitar tahun 1966, Ann Durham bertemu dengan seorang Indonesia yang bernama Lolo Soetoro, seorang ahli Topografi yang sedang bersekolah di University of Hawaii (foto dikanan dari Wikipedia). Dalam bukunya "Dreams of my Father", Barrack mendeskripsikan bahwa ayah tirinya, Lolo Soetoro, adalah seorang yang berpribadi sangat ramah, santun, dan mudah bergaul dengan orang lain. Lolo meninggal tahun 1993 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir.
Setahun kemudian, di akhir tahun 1967, Lolo membawa Ann dan putranya Barrack yang berumur 7 tahun ke Indonesia.
Keluaraga Ann & Lolo tinggal di Jl KH Ramli, Menteng dalam. Rumah yang ditinggali oleh keluarga ini, sekarang dimiliki oleh seorang purnawiran Angkatan laut yang bernama Aboe Bakar. Rumah seluas 1200 M2, saat ini banyak ditawar dengan harga diatas US $ 3 juta.
Menurut berbagai informasi, Barrack obama yang saat itu lebih dikenal dengan nama Barry, hanya tinggal di Indonesia sekitar 2 tahun yaitu dari tahun 1968 s/d 1970
Selama di Menteng, Barrack bersekolah di SD Percontohan Menteng 1, Jakarta pusat. Banyak teman-teman sekolahnya di SD yang ingat bahwa Barry sering menyatakan cita-citanya ingin menjadi Presiden Amerika Serikat.
Menurut pengasuhnya yang bernama Lia dan disapa Mbak Nun oleh Barry, banyak sekali kenangan indah diantara keduanya. Seperti memberi uang jajan, dan bermain bersama.
Karena kesibukan Lolo dan Ann, nampaknya Barry sering sakit sehingga terpaksa dikirimkan ke eyangnya (ibunya Ann Durham) ke Hawai. Baju Lia sempat dibawa ke Hawaii agar Barry tidak merasa sedih dan menangis terus, sebuah tradisi orang Jawa untuk memisahkan anak asuh dari pengasuhnya.
Barrack akhirnya dididik oleh eyangnya yang menjadi mirip ibu kandungnya. Eyangnya yang bernama Madelyn Dunham, meninggal 1 hari sebelum mengetahui cucunya menjadi Presiden Amerika akibat serangan kanker. Suara Madelyn sempat ia kirimkan sebelum meninggal dan masuk dalam hitungan perolehan suara di Hawaii.
Maya Soetoro adalah putri dari Lolo Soetoro dengan Ann Dunham. Ia lahir pada tahun 1970. Nampaknya Barry tidak sempat melihat dan bermain dengan Maya kecil di Indonesia karena sudah pindah ke Hawaii.
Maya saat ini menjadi Professor di Honolulu dan menikah dengan seorang warga negara keturunan Cina dan Kanada, yang bernama Konrad Ng, seorang Doktor Ilmu politik.
Maya dan Konrad mempunyai anak perempuan yang diberi nama Suhaila, sebuah nama Indonesia (foto diatas kiri dari Digital Chicago Inc).
Maya sering mengenang saat Obama masih sebagai mahasiswa dan mengunjunginya di Hawaii, saat Maya masih di SD, "He scolded me. He said, I should -- if anything -- work on a set for an older age, a higher age. He was bossy. He was domineering."
Tapi Obama rupanya sangat cinta dengan adiknya, terutama saat adiknya menikah. Berikut petikan dari bukunya "I looked at my baby sister and saw a full-grown woman, beautiful and wise and looking like a Latin countess with her olive skin and long black hair and black bridesmaid's gown."
Sejak dimulainya kampanye Barrack Obama, Keluarga Maya & Konrad mencurahkan waktunya secara penuh untuk mendukung Barry sang kakak.
Berbagai media massa menyebutkan bahwa Barrack dikeliling oleh 5 wanita hebat yang mempengaruhi kebijakan "halusnya" dan juga kebijakan dalam "merangkul berbagai etnik minoritas". Kelima wanita tersebut adalah Michelle (istrinya), Ann Dunham (ibunya), Madelyn Dunham (eyangnya), Auma (kakaknya dari perkawinan Ann dengan Barrack senior) dan Maya (adiknya dari perkawinan Ann dengan Lolo soetoro)
Kemampuan merangkul berbagai etnik inilah yang akhirnya memenangkan perolehan suara bagi Obama. Karena Obama selain memperoleh suara dari para pemilih kulit hitam, tetapi juga sangat banyak memperoleh suara dari pemilih warga negara Amerika dari keturunan multi-etnis seperti Hispanic (amerika latin), dan Asia (China, India, Vietnam dll yang semakin dominan di Amerika serikat).
Itulah mungkin sebabnya Michelle, Maya dan Auma disebut dalam pidato kemenangan yang disampaikan siang tadi (waktu Indonesia).
Sebuah perjalanan hidup kakak beradik yang sangat menarik. Mudah-mudahan kisah diatas memberikan inspirasi kepada kita semua tentang inklusivitas.