BI rate sudah terendah dalam sejarah, tapi kenapa bunga kredit tidak turun-turun ?
Rabu, 29 Juli 09 - oleh : Triharyo Soesilo | 1 komentar | 3643 hits
Pada tanggal 3 Juli 2009, Bank Indonesia telah menurunkan BI rate ke angka yang terendah dalam sejarah Indonesia yaitu 6.75 %. Terus terang selama beberapa minggu ini, saya sabar menunggu untuk turunnya bunga kredit Perbankan Indonesia. Kenapa saya menunggu turunnya bunga kredit ?. Karena saya mengharapkan proyek-proyek akan mulai bergerak cepat lagi, bila bunga kredit turun. Tetapi ternyata bunga kredit tetap saja berkisar di angka 13 - 15 %. Padahal bunga deposito sudah diantara 6 s/d 7 %. Lho kok bisa ?. Dimasa-masa lampau, kalau biaya menghimpun uang dari masyarakat relatif murah (melalui bunga deposito), maka bunga kredit juga akan ikut murah. Tetapi kenapa sekarang Bunga kredit hampir 2 (dua) kali lipat dari bunga Deposito ?. Apa penyebabnya ?.
Selidik punya selidik, rupanya ada 2(dua) penyebab utama, tidak mau turun-nya suku bunga kredit, yaitu ORI & BASEL II. Apa maksud dari kedua kata ini ?.
ORI adalah singkatan dari Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Ini adalah instrumen pemerintah untuk mengumpulkan dana dari masyarakat. Pemerintah tidak ingin lagi terlalu banyak berhutang kepada negara-negara donor. Sehingga untuk menutup APBN-nya, Pemerintah mengumpulkan dana segar melalui penjualan obligasi jangka panjang. Nah, karena menjual Obligasi ditujukan untuk berhutang kepada masyarakat, maka Pemerintah harus memberikan jaminan suku bunga yang cukup menarik. Berikut ini adalah suku bunga untuk 2 (dua) ORI terakhir :
Apa dampak pemerintah menjual ORI dengan mematok suku bunga yang cukup besar tersebut ?. Dampaknya adalah eksodusnya pemodal besar ke ORI (dengan bunga 9.4 % s/d 11.5 %), dari pada menyimpannya di Deposito (yang hanya 6 % s/d 7 %). Sehingga untuk menarik minat pemodal besar, maka perbankan terpaksa memberikan bunga pengembalian yang jauh lebih tinggi dari bunga Deposito (diatas ORI). Jadi bunga ORI inilah yang menjadi salah satu penyebab bunga kredit mahal. Inilah keluhan para pengusaha sektor riel.
Nah, selain ORI, ada penyebab kedua yang membuat para bankir khawatir untuk menurunkan suku bunga kredit. Kekhawatiran itu dipicu oleh adanya rumor bahwa Bank Indonesia akan menerapkan Basel Accord II. Apakah Basel II ini ?. Ini adalah sebuah aturan-aturan baru untuk manajemen resiko sebuah bank akibat terjadinya krisis finansial global. Salah satu contohnya, persyaratan Capital Adequacy Ratio dan Cash flow Adequacy Ratio akan lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk menjaga likuiditas perbankan dalam menyongsong implementasi Basel II inilah maka Bank berlomba-lomba menghimpun dana. Penerapan Basel II ini di Indonesia, diperkirakan menambah sekitar 2 s/d 3 % kredit poin terhadap suku bunga.
Jadi formula saya untuk suku bunga kredit sangat mudah = Suku bunga ORI + Persentase untuk memenuhi Basel II = 11.45 % + 2 s/d 3 % = 13.45 s/d 14.45 %. Itulah formula rule of thumb saya.
Apa artinya ini semua buat orang-orang awam seperti saya :
Kalau punya uang (kalau), beli saja ORI. Jangan taruh uang di Deposito karena lebih tinggi bunganya dan dijamin pemerintah melalui Surat Utang Negara
Jangan berusaha atau membeli sesuatu dengan berhutang, misal membeli mobil, rumah ataupun apartment, karena biayanya sekarang sangat mahal.
Juga jangan berharap proyek-proyek konstruksi dan infrastruktur, yang memakai pinjaman bank, akan berjalan dalam waktu dekat
Mudah-mudahan ketiga orang yang ada di foto diatas yaitu Ibu Miranda, Pak Darmin dan ibu Sri Mulyani (foto dari Matanews.com) bisa segera mengambil prioritas mana yang paling tepat bagi bangsa dan negara. Kepada pak SBY, saya mohon calon Gubernur BI untuk segera diusulkan kepada DPR. Kepada anggota DPR juga dimohon untuk segera melakukan fit & proper test calon Gubernur BI pengganti pak Boediono.
Salam Hengki
From: itb77-bounce@bhaktiganesha.or.id On Behalf Of Triharyo Soesilo Sent: Wednesday, July 29, 2009 8:04 PM To: itb77@bhaktiganesha.or.id Subject: [itb77] Re: BI rate sudah terendah dalam sejarah, tapi kenapa bunga kredit tidak turun-turun ?
Hudaya dan teman-teman
Aku juga nggak terlalu ahli tentang ORI, tapi coba aku jawab pertanyaan anda tentang "apakah pemilik modal besar asing yang menikmati ORI":
Untuk membeli ORI anda diharuskan menunjukan identitas yang akurat. Pembelian ORI secara teoritis dibatasi oleh Kartu identitas ini, misalnya Kartu Tanda Pengenal (KTP) anda
Kenapa data identitas akurat sangat diperlukan, karena berbeda dengan Deposito yang ada Bilyetnya, ORI sifatnya "scriptless". Data kepemilikan ORI tersimpan di kustodian bukan dalam bentuk surat berharga seperti Bilyet Deposito. Maksudnya supaya kepemilikan ORI tidak bisa dicuri, dipalsu ataupun hilang. Hal ini dikarenakan kepemilikan ORI "disimpan" (dimiliki) dalam jangka waktu yang jauh lebih lama (3, 4, 5 tahun) dari penyimpanan bilyet deposito
Dengan penjelasan diatas, maka sangat sulit bagi seorang "pemodal besar asing" untuk membeli ORI dalam jumlah yang sangat besar. Mereka harus menghimpun ratusan orang untuk menjadi "jockey" dalam membeli ORI. Pemerintah rasanya cukup cerdik untuk menjaga agar ORI dinikmati rakyat banyak.
Dari data kustodian ORI No:001 s/d 005 terlihat tabel data komposisi kepemilikan (profil investor) ORI di Indonesia (lihat tabel dibawah). Tampak bahwa kepemilikan ORI selama ini terdiri dari PNS & TNI Polri, Pegawai swasta, Wiraswasta, Ibu rumah tangga dan lain-lain dalam jumlah yang kira-kira berimbang. Terkadang jumlah investor PNS & TNI kecil, tapi juga bisa saja di ORI No 005 yang banyak ditargetkan untuk PNS, TNI & Polri jumlah investornya cukup besar (22%).
Menurut saya ORI, masih cukup baik sebagai instrument investasi. Sebagai contoh kalau kita membeli ORI No:005 di tahun 2008, maka hari ini kita akan menikmati bunga yang dibayarkan setiap tanggal 15 sebesar 11.45 % (sampai 15 September 2013). Disisi lain, jika uang yang sama kita taruh di Deposito, hari ini mungkin hanya memperoleh bunga sekitar 6 % (hampir separohnya, kan ?). Padahal ORI dijamin pembayaran pokok dan bunganya oleh Negara melalui Undang-Undang, sehingga resikonya sangat kecil dibanding menaruh uang di Bank yang resikonya, misalnya Bank bisa bangkrut.
Di belahan dunia lain, urutan risk and return biasanya sebagai berikut :
1. High risk and high return - Shares (Saham)
2. Medium risk and medium return - Deposits (Deposito) and Corporate Bonds (Obligasi)
3. Low risk and low return - Government bonds
Tapi di Indonesia justru terbalik. Return dari Government bonds mengalahkan return-nya Deposito. Padahal sebenarnya Government bonds umumnya memiliki lower risk dibanding resiko Deposito. Jadi sayang kalau rekan-rekan ITB-77 tidak memanfaatkan instrumen investasi ORI. Ini bukan jualan, lho, tapi mohon coba saja dipelajari sendiri dan dipertimbangkan. Demikian dan mudah-mudahan bermanfaat.
-----Original Message----- From: itb77-bounce@bhaktiganesha.or.id On Behalf Of hudaya.taudjidi Sent: Wednesday, July 29, 2009 9:12 AM To: itb77@bhaktiganesha.or.id Subject: [itb77] Re: BI rate sudah terendah dalam sejarah, tapi kenapa bunga kredit tidak turun-turun ?
Hengki mohon maaf , I am so dumb about this thing.
Saya pernah dengar di suatu diskusi ekonomi di TV tapi saya lupa siapa nama pakar yang "complain" tentang bunga ORI yang terlalu tinggi ini .
Dia mengatakan bahwa dengan bunga yang TINGGI ini, "pemilik besar modal asing" juga akan berlomba-lomba membeli ORI ini melihat suku bunganya yang begitu menggiurkan. Uang suku bunga tinggi ini tentunya akan mengalir masuk ke pundi-pundi asing di luar.
Pertanyaan kritis dari pakar ini, kurang lebih adalah : " Mengapa sekarang ini kita berikan dan biarkan mereka dengan kenikmatan suku bunga yang begitu tinggi, sementara ini adalah hutang negara yang suatu saat nanti harus dibayar oleh rakyat Indonesia...."
Mohon pencerahan ,Hengki....
Salam Hudaya
E-mail Hudaya ini, menjawab tulisan saya sebelumnya yang bisa dibaca pada link ini.
1. nasionalis patriotik Sabtu, 26 September 09 - oleh : Djoko H
masih ada temen yang menyempatkan waktunya untuk menggelitik hati sanubari kita semua, agar ingat indonesia masih butuh anda semua, untukdiperjuangkan nasib nya, mumpung anda masih punya kekuasaan - bangunlah indonseia kita ini. btw, mencari temen2 lama TK 75 bu nancy, 76 Reiner dll, 73 edi santoso