Mengunjungi lokasi bersejarah - Museum Jendral Nasution
Jumat, 10 Desember 10 - oleh : Triharyo Soesilo | 2 komentar | 11185 hits
Untitled document
Pemerintah telah mencanangkan bahwa tahun ini adalah “Visit Museum Year 2010”. Dalam rangka mensukseskan program Pemerintah tersebut, kemarin saya berkesempatan mengunjungi Museum Jendral Nasution, yang terletak di Jalan Teuku Umar no 40, Menteng, Jakarta Pusat. Museum ini telah dipugar dan diresmikan oleh Presiden SBY pada tanggal 3 Desember 2008, Tampak dikiri adalah foto ibu Nasution menunjukan lokasi pasukan Cakrabirawa menerjang masuk kamar tidur pak Nasution pada saat acara peresmian.
Ternyata memang kualitas koleksi dan juga cara visualisasi Museum ini sangat luar biasa bagus (menurut saya). Sebagai contoh dalam lorong ruangan rumah, diperlihatkan bagaimana pasukan pengawal presiden Cakrabirawa, dalam ukuran yang sebenarnya, sedang memberondong senjata AK-47 ke kamar tidur pak Nasution. Lalu di pintu kamar tidur pak Nasution yang masih terawat baik, terlihat dengan jelas lubang-lubang peluru sejak 35 tahun yang lalu. Betapa kecilnya lubang-lubang peluru AK-47 tersebut, pikir saya.
Di dalam kamar tidur pak Nas, dimana Ade Irma, putri bungsu Keluarga Nasution, malam itu tidur bersama orang tuanya, ditampilkan meja yang masih menyimpan lokasi bersarangnya peluru yang telah menembus pintu kamar. Peluru AK-47 tersebut terlihat menancap di atas permukaan meja di dalam kamar tidur. Sejarah kemudian mengetahui bahwa beberapa peluru tersebut, akhirnya menerjang tubuh mungil dan membunuhAde Irma Suryani, yang saat itu masih berumur 5 tahun. Juga divisualisasikan bagaimana pak Nas melompat tembok ke sebelah rumah, sementara Ibu Nas menggendong Ade Irma yang sudah berlumuran darah, melihat dari kejauhan.
Dalam ruangan makan, terlihat visualisasi dalam ukuran yang sebenarnya, bagaimana Ibu Nas akhirnya keluar dari kamar tidur, menggendong Ade Irma yang berlumuran darah, untuk berhadapan langsung menentang belasan pasukan Cakrabirawa. “apa anda tidak melihat anak saya yang sudah berlumuran darah ini ?”, teriak bu Nas, tertulis dalam visualisasi. Poignant visualization dan dijamin akan membuat merinding siapapun yang melihatnya.
Disisi samping rumah, di paviliun kamar tidur ajudan Kapten Pierre Tendean, divisualisasikan bagaimana Pierre berdiri menghadapi beberapa anggota pasukan Cakrabirawa, semuanya dalam ukuran yang sebenarnya. Dalam text penjelasan, dituliskan bahwa Pierre dengan berani menyampaikan “saya adalahajudan Jendral Nasution”. Pasukan Cakrabirawa yang tidak mengetahui bahwa pak Nas sudah berhasil lolos, dan melihat kemiripan wajah serta postur tubuh Pierre Tenderan yang menyerupai Jendral Nasution, serta kemungkinan salah mendengar kata-kata Pierre, akhirnya menyeret Pierre Tendean, dari rumah Jalan Teuku Umar no:40 tersebut. Sebagaimana kita ketahui, Pierre Tendean kemudian dibunuh di Lubang Buaya.
Saya sangat menyarankan kepada generasi penerus bangsa untuk mengunjungi Museum yang tertata dengan apik ini.
Di makasar Sudah berdiri Perusahaan Lab Bahasa Multimedia dan Digital dengan Nama Software Indonesia dengan
Kontak : Nuranis,
Jl. Pengayoman Gedung Computer City Lt. III Blok G No. 17 Telp: 04114771070/0411-04114662835
HP:081241907777
email :info@softwareindonesia.co.id /
www.softwareindonesia.co.id