“Terima kasih atlet Indonesia, kita juara umum,” teriak Rita Subowo, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), disambut tepuk tangan para atlet di Stadion Jakabaring malam ini, pada acara penutupan SEA Games 2011. Melihat penampilan dan prestasinya, saya kemudian bertanya-tanya dalam diri saya, siapakah sebenarnya Rita Subowo ini ?. Apakah rahasianya sehingga Indonesia bisa tampil menjadi juara umum?.
Latar belakang Rita Subowo
Rupanya Rita adalah anak pasangan bintang film Rendra Karno dan Djuriah Karno. Ia adalah seorang sarjana Ekonomi lulusan dari Universitas Kristen Indonesia dan juga mantan atlet Bola basket. Karena prestasi-prestasinya di bidang olah raga, Ia kemudian memperoleh Doktor Honoris Causa untuk bidang ilmu olah raga dari Universitas Negeri Semarang dan juga penghargaan Adi Manggala Krida dari Presiden Soeharto. Rita memang sangat terkenal ber-”tangan dingin” dalam memegang banyak organisasi. Ia merintis dari bawah dengan mengurus organisasi olah raga Bola Volley. Di tangannya, Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) terbilang cemerlang. Pada tahun 2000, ia naik pangkat menjadi orang nomor satu di PBVSI dan pada tahun 2002 dan 2006, Rita terpilih sebagai Wakil Presiden Federation Internationale de Volley Ball (FIVB). Ia menjadi wanita pertama Indonesia yang menempati posisi prestisius tersebut. Rita saat ini juga menjadi Wakil Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA)
Ketika mencalonkan diri untuk menjadi Ketua Umum KONI Pusat pada bulan Februari 2007, Rita harus menghadapi tiga ‘Jenderal’ yaitu Luhut Pandjaitan, Achmad Sutjipto, dan Andy M Ghalib. Lewat pemilihan suara yang sangat menegangkan. Rita akhirnya menjadi perempuan pertama yang dipercaya untuk menjadi komandan KONI sejak era Sri Sultan Hamengku Buwono IX, mulai memimpin KONI pada tahun 1966. Setelah era Sri Sultan, jujur organisasi KONI memang selalu dipimpin oleh seorang Jendral berbintang empat, sebut saja pada tahun 1987 - 1995 dipimpin Jendral Soerono, lalu pada tahun 1995 - 2003 oleh Jendral Wismoyo Arismunandar, dan kemudian pada 2003 - 2007 oleh Jendral Agum Gumelar. Sehingga sangat lazim pada pada pemilihan tahun 2007 tersebut, Jendral berbintang empat-lah yang diprediksi-kan akan memimpin KONI. Rita rupa-rupanya membuat kejutan memenangkan voting secara tipis dengan 43 suara. Ia hanya terpaut 5 suara dari Jendral Luhut Pandjaitan yang mendapatkan 38 suara. Kemenangan Rita terjadi setelah putaran yang ketiga, dimana pada putaran pertama dengan 5 kandidat, Luhut sempat leading. Lalu pada putaran kedua, Luhut dan Rita memperoleh jumlah suara yang sama yaitu 41.
Rahasia PRIMA
Saya tidak mengenal Rita Subowo. Tetapi dari banyak sahabat yang mengenal Rita dari dekat, rasa-rasanya banyak kiat-kiat rahasianya yang bisa dipelajari oleh generasi penerus Indonesia. Salah satu kiat yang paling menonjol dari Rita adalah ketenangannya, ditengah hiruk pikuk memimpin berbagai organisasi olah raga. Ia sangat terkenal, selalu berupaya memperkecil masalah dan mencari solusi.
Sewaktu Menpora Adhyaksa Dault mencanangkan Program Atlit Andalan (PAL) untuk mempersiapkan atlit dalam menyongsong SEA Games 2007, Adhyaksa mencoba mengumpulkan para atlit unggulan untuk dilatih secara khusus oleh Kemenpora. Saat itu Rita sebenarnya sangat tidak setuju. Namun Rita tetap menghormati dan mendukung keputusan Menpora kala itu. Selain Rita baru saja terpilih menjadi Ketua KONI pada tahun 2007, ia bukanlah tipikal orang yang membesarkan perbedaan pendapat, menjadi sebuah konflik terbuka. Dalam proyek ini, atlet cabang tertentu yang dianggap berprestasi, kemudian dibina secara khusus oleh Kemenpora, secara terpusat, dalam sebuah program jangka panjang. Langkah Menegpora ini memancing polemik, karena dianggap melangkahi wewenang KONI dan juga program pelatihan yang telah disiapkan oleh pengurus berbagai cabang olahraga, pada tingkat bawah. Dampaknya, Indonesia kurang ber-prestasi di arena SEA Games Thailand pada tahun 2007. Saat itu Indonesia hanya menduduki rangking no:4 dengan 56 medali emas.
Menyadari akan kesalahan tersebut, Menpora Andi Malarangeng mendengarkan saran dan masukan dari Rita untuk lebih mempersiapkan para atlet dalam menyongsong SEA Games 2011. Langkah yang dilakukan oleh Rita bersama-sama Kemenpora, adalah mengikuti pengalaman kesuksesan cabang Pencak Silat pada SEA Games 2007, yaitu mengirimkan seluruh atletnya ke Pusat Pendidikan Kopasus di Batujajar. Program pelatihan ini disebut Program Indonesia Emas atau PRIMA (logo dikiri). Pelatihan ini bertujuan memupuk kebersamaan antar sesama atlit, sekaligus membentuk karakter atlit. Sehingga mereka nantinya memiliki motivasi dan semangat juang saat berlaga di arena pertandingan. Pelatihan melibatkan sebanyak 53 Instruktur Kopasus meliputi antara lain orientasi Medan, Ilmu Medan, Psikolog terapan, Defile, Menembak, Kerja sama sesama atlit dan Outbond.
Hasil Program PRIMA memang kemudian terlihat sangat berdampak pada daya juang dan kekompakan para atlet di arena SEA Games, misalnya semangat juang team PSSI U-23 saat habis-habisan melawan Malaysia di final. Perhatikan foto Diego saat latihan di Batujajar (foto di kanan).
Demikian liputan saya. Bravo kepada para atlit Indonesia dan juga kepada seluruh pihak yang telah mensukseskan pergelaran internasional ini.