Selasa, 15 Januari 2008 - oleh : admin | 1 komentar | 8270 hits
From: Nanang Untung
Hilman dan teman2 pendukung dan simpatisan ABG (Agri Bisnis Ganesha). PT. ABG didirikan pada waktu kampanye Hengki dan walaupun belum secara hukum berdiri tapi sudah mulai beroperasi. Direksinya adalah teman2 Ganesha Enterprenuer Club yaitu Bustanul Mulyawan (TI-itb 2001)dan Utju Suiatna. Beberapa teman ITB’77 telah mensupport PT ABG agar bisa benar2 gede dan siap dijual sharenya ke ITB’77 khususnya dan IA ITB umumnya. Diharapkan pada awal February 2008 bisnis plan dan pembukaan penawaran saham secara resmi bisa dipublikasikan di ITB’77 setelah kepastian pemasaran di supermarket dan cluster2 pelanggan sudah mulai membesar.
Beras Organik ABG dengan merek OLEN (Organik Pulen) sudah mulai dipasarkan dibeberapa supermarket (TOTAL BUAH SEGAR dll). Saya sendiri mengkonsumsi beras OLEN dan merasa ketagihan dan tentu saja bersedia membantu Direksi ABG utk memasarkan di daerah Bintaro dan sekitarnya. Produk yang baru dipasarkan adalah beras organik OLEN jenis Pandan Wangi dan Beras Merah (beras jenis lainnya sedang dikembangkan). Harga beras OLEN di TOTAL BUAH SEGAR di Jl. Trunojoyo Bandung (dekat Riau) Rp. 68 ribu per 5 kg dan minggu ini Direksi ABG memberikan super promo seperti di lampiran, harga Rp 52,500 per 5 kg utk pembelian diatas 100 kg dan harga Rp. 47,500 per 5 kg utk pembelian diatas 1 ton.
Dibandingkan dengan beras merek organik merek lain sepert Natural, BIO dll dijual di TOTAL BUAH SEGAR dg harga Rp. 85 rb per 5 kg. PT ABG memastikan bahwa berasnya benar2 organik asli dan membeli dengan harga yang sangat bagus untuk petani sehingga petaninya bisa mendapatkan untung yang cukup menarik dan semangat utk menanam beras organik. Ini yang membuat harga jualnya relatif lebih mahal dibandingkan beras non organik. Manfaat beras organik bisa dilihat di agribisnis-ganesha.com.
Berikut jawaban Bustanul si pendekar beras organik. Ayo kita dukung adik2 kita dg ikutan mempromosikan OLEN si beras organiknya PT ABG.
1. Beda beras organik dan non organik... ada di attachment, bentuk filenya jpg.
2. Kenapa beras organik lebih mahal? beberpa alasannya ada di jawaban nomor 1, berikutnya artikel dari koran PIKIRAN RAKYAT :
Beras Organik Harus Lebih Mahal
Mentan, “Memberikan Penghasilan Lebih Baik Bagi Petani”
CIANJUR, (PR).-
Menteri Pertanian mengharapkan harga beras yang berasal dari tanaman padi organik diberikan harga premium agar merangsang para petani mengembangkan tanaman yang ramah lingkungan. “Harganya harus lebih mahal karena termasuk kualitas premium,” ujar Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, dalam Panen Bersama Padi dengan metode Sistem of Rice Intensification (SRI) di Desa Bobojong, Kec. Mande, Kab. Cianjur, Senin (30/7). Panen bersama itu juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto, Menteri Usaha Kecil Menengah Suryadharma Ali, dan Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar.
Anton mengharapkan, harga premium yang bisa diberikan untuk beras organik dipatok pada Rp 10.000,00/kilogram atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga kualitas medium yang mencapai Rp 4.600,00 - 5.000,00 per kg. “Swalayan sudah banyak yang menawarkan menjual beras organik,” katanya. Menurut Anton, dengan harga beras organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras anorganik diharapkan mampu memberikan tingkat penghasilan yang lebih baik bagi para petani. Sehingga, minat petani dalam mengembangkan jenis tanaman padi itu dapat lebih tinggi.
Apalagi, selama ini telah beredar anggapan yang menyatakan bahwa masyarakat akan memperoleh beras yang lebih sehat jika mengonsumsi beras organik. Bahkan, Mentan mengimbau produksi beras organik yang salah satunya dihasilkan menggunakan metode SRI dapat diupayakan untuk tujuan ekspor. Untuk itu, Departemen Pertanian (Deptan) saat ini terus berusaha mencari sejumlah eksportir yang mau memberikan harga beras organik lebih tinggi. “Kalau itu bisa dilakukan, beras organik ini bisa berkembang,” katanya. Untuk mendukung peningkatan harga beras premium, Anton mengungkapkan Deptan akan menyusun sebuah standar sertifikasi untuk produk-produk pertanian dari bahan-bahan organik dan anorganik.
“Sertifikat sebenarnya sudah dimulai dan bukan hanya terbatas pada organik dan anorganik. Namun terus terang, semua itu belum bisa secara luas diberikan karena jumlah petani di Indonesia sangat besar,” kata Anton. Ia menambahkan, Deptan juga akan memberikan fasilitas kepada perusahaan atau lembaga-lembaga yang akan meminta sertifikat dari produk beras yang diklaim berasal dari padi organik.
1. kewajiban organik Jumat, 22 Agustus 08 - oleh : tomy
Menurut saya, kebijakan pemerintah seharusnya lebih tegas tentang pengembangan beras organik, kalau hanya menaikan harga, saya pikir perkembangan beras organik di masyarakat tidak akan berjalan mulus, yang sebaiknya dilakukan adalah support dari pemerintah untuk pendidikan kepada petani terutama tentang kesehatan pertanian dan untuk meninggalkan cara2 konvensional yang serba kimiawi.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang seharusnya mengharuskan pertanian di Indonesia menggunakan cara2 dan bahan2 yang organik. Mengingat saat ini krisis pangan serta kerusakan pada lingkungan yang sudah semakin parah