Saya sebenarnya sedang “penasaran” dan ingin masukan serta pengalaman dari siapa saja, kalau-kalau ada insinyur Indonesia yang telah “berkecimpung” di bisnis ini (selain di Duri steam flood). Setahu saya, untuk mengambil minyak dari sumur tua banyak sekali cara yang dapat dilakukan seperti Gas lift, atau water injection, dan juga menggunakan steam flooding seperti di ladang Duri milik Chevron Pacific Indonesia (Dulu Caltex). Tetapi juga banyak sekali teknologi lain seperti menggunakan polymer dll. Saya terus terang sedang memikirkan kemungkinan uap (steam) panas bumi yang tersedia di berbagai daerah, di-injeksikan untuk mengangkat minyak bumi dari sumur tua. Mohon masukan dari teman-teman yang pernah berbisnis di bidang ini. Terima kasih sebelumnya atas informasinya. Salam Hengki Beberapa tanggapan:
From: itb77@bhaktiganesha.or.id On Behalf Of Lisminto Sent: Tuesday, April 22, 2008 10:24 AM Subject: [itb77] Re: Beberapa solusi untuk sumur tua Urun rembuk sedikit tentang sumur tua. 1. Untuk lapangan selain duri, yang minyaknya tergolong minyak ringan- teknik steam injection tidak perlu. 2. Untuk, sumur-sumur demikian ada dua golongan solusi : a. Kimia and b. pemboran horizontal 3. Untuk cara kimia ada beberapa cara, dari yg ringan-menuju berat adalah sbb. 3.1. Work over dengan fluida yang inhibitive. Dengan cara ini, sumur dibersihkan dari "dirt", dan kemudian di"rendam" dengan fluida yang sesuai dengan kondisi formasi. Dengan teknik ini diharapakan permeabilitas reservoir akan naik sehingga mampu mengalirkan minyak lebih banyak. Saya bila didukung oleh lab yang baik (lemigas atau ITB), cukup familiar dg teknik ini. 3.2. Acidizing Setelah di "work over, dilanjutkan dengan injeksi "campuran asam-asam tertentu" yg disesuaikan dengan kondisi formasi. Beberapa asam yg lazim dipakai antara lain: HCL, HNO3, Formiat dll. Tujuan dari teknik ini adalah memperbesar permeabilitas dengan melarutkan zat-zat organik dan deaktifasi "calay". Karena Acid diinjeksi dengan tekanan cukup besar, radius perbaikan yang dicapai lebih tinggi dari teknik pertama. Sy juga sedikit mengerti teknik ini dg kerjasama beberapa fihak. 3.3. Penyumbatan dg polymer : Pada sumur tua, biasanya water cut nya besar. Teknik ini dipergunakan untuk menyumbat bagian bawah reservoir, sehingga menghambat Flow air. Teknik pernah dicoba dilapangan Minas, hasilnya saya belum tahu. Teman-teman CPI mungkin bisa membantu. 3.4. Water Flood Teknik ini dilakukan dengan memompakan air (air + surfactant) untuk mendorong lebih banyak minyak ke sumur. Surfactant, diharapkan untuk mengubah "wetability" formasi menjadi lebih suka air. Dengan perubahan tersebut, akan lebih vbanyak crude oil yang bisa direcover. CPI minas sekarang melakukan proyek ini dengan biaya besar, seluruh surfactant masih diimpor. Salah satu surfactant yang cukup baik adalah, Biodiesel yg disulfonasi menjadi : Methyl Ester Sulfonat. Keberhasilan teknik ini amat tergantung "sub surface mapping" lapangan dan jarak antar sumur yang tidak terlalu jauh. Teman-teman CPI mungkin bisa sharing dg lebih baik. 4. Pemboran Horizontal or Lateral Drilling. Sumur-sumur tua umumnya adalah sumur vertical.Misalnya terdapat Reservor sepanjang 1 Meter, maka surface area pengurasan hanya sebatas itu. Prestasi pengeboran terbaik didunia dipegang oleh CNOC. Mereka mampu mengebor reseservoir setebal 0.7 Meter, sepanjang 1 km. Dengan cara ini, surface area pengurasan bisa ditingkatkan menjadi 1000 kali. Terima kasih, mudah-2 an berguna Salam Bangkit Lisminto
From: indonesia@nextbetter.net On Behalf Of nyoman Sent: Tuesday, April 22, 2008 4:32 PM Subject: [indonesia] Re: Fw: [IA-ITB] Solusi 'sumur tua' untuk minyak bumi US $ 117 per barrel ? Salam EOR dengan Mikroba (MEOR) adalah salah satu kegiatan penelitian dan pengembangan yang kami lakukan di SITH dan PIH ITB. Hanya kami belum pernah sampai ke skala lapangan. Barangkali kalau ada dana untuk mencoba isolat mikroba yang kita punya dalam rangka meningkatkan perolehan minyak, kami dengan senang hati bisa lebih menggalakkan penelitian ini. Terima kasih Wassalam
From: indonesia@nextbetter.net On Behalf Of Teuku Reiza Yuanda Sent: Tuesday, April 22, 2008 11:03 PM Subject: [indonesia] Re: Fw: [IA-ITB] Solusi 'sumur tua' untuk minyak bumi --> recovery Ahh Mas Basuki bisa aja becandanya, bagaimana caranya mengkerek suatu sumur minyak tua dengan kedalaman 2000 meter di bawah tanah dan mampu dilakukan pemisahan fraksi minyak sesuai keinginan sebelum dibawa ke oil refinery?? Nah, setahu saya tahapan pengembangan dan produksi reservoir minyak melibatkan 3 fase utama recovery (tanpa adanya kerek-mengerek), yaitu: primer, sekunder dan tersier. Pada recovery primer, tekanan alam pada reservoar dan gravitasi membuat minyak bermigrasi ke arah well-bore, yang dikombinasikan dengan teknik pemompaan buatan yang akan membawa minyak ke permukaan. Hanya 10% dari cadangan minyak di reservoar yang dapat dihasilkan pada recovery primer. Recovery sekunder melibatkan proses penginjeksian air dan gas untuk “menggantikan” minyak di reservoar, dan membuat minyak tersebut bermigrasi ke arah well-bore. Sekitar 20-40% cadangan minyak di reservoar dapat dihasilkan pada recovery sekunder. Seiring dengan perkembangan teknologi, atau yang biasa disebut EOR (Enhanced Oil Recovery), suatu teknik yang menjanjikan recovery antara 30 s.d. 70% dari cadangan minyak di reservoir awal. Terdapat beberapa kategori EOR, antara lain: + Thermal recovery: Melibatkan sumber panas sebagai recovery, dengan contoh injeksi uap panas untuk menurunkan viskositas. + Injeksi kimia Melibatkan penggunaan polimer to meningkatkan efektivitas “waterfloods”, atau menggunakan surfaktan mirip deterjen untuk merendahkan tekanan permukaan yang terkadang menghambat minyak bermigrasi di dalam reservoar. + MEOR Melibatkan penggunaan isolat mikroba seperti Mas Nyoman (SITH-ITB) utarakan di posting sebelumnya. + Injeksi gas Melibatkan penggunaan gas, seperti nitrogen maupun karbondioksida yang akan mengekspansi reservoar terinjeksi untuk menekan minyak ke arah well-bore. Khusus untuk injeksi karbondioksida, masih terbatas penggunaannya di negara yang sudah mampu menerapkan teknologi CCS (Amerika Serikat, Uni Eropa bagian barat, dan Skandinavia). CCS (carbon capture and storage), adalah proses pemisahan gas karbondioksida (kombusi) yang dihasilkan oleh industri-industri terkait dan kemudian ditransportasi/diinjeksi ke tempat penyimpannya yang terisolasi dari atmosfer, dalam kedalaman tertentu di darat dan lepas pantai/laut untuk memperkecil kebocoran yang terjadi dalam periode jangka panjang. Gas karbondioksida tersebut sesuai dengan formasi geologi penyimpanannya, dapat digunakan dalam Enhanced Oil and Gas Recovery maupun Enhanced Coal Bed Methane Recovery, selain juga bertujuan untuk menstabilkan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Penggunaan gas karbondioksida sebagai EOR (CO2-EOR), dimulai pada awal 1970-an di Texas dan kemudian berkembang pesat di negara2 Skandinavia. Sayangnya, teknologi ini “kurang diminati” di Indonesia, karena biaya yang sangat mahal di awal, terutama berkaitan dengan socio-policy untuk “memaksa” seluruh industri di Indonesia menerapkan proses kombusi namun dengan infrastruktur yang sangat tidak memadai. Terima kasih. - Reiza (TG'00) - Basuki Suhardiman wrote: Sebenarnya sumur sumur tua tersebut tinggal di kerek lagi koq cukup besar dapat nya fraksi nya juga tidak sebesar crude oil, kalau cuma ngambil solar, minyak tanah dan minyak diesel bukan persoalan sulit kalau mau ngambil fraksi bensin, itu yang rada' butuh proses (cracking) jadi belum sampai ke urusan mikroba bos :-)
From: indonesia@nextbetter.net On Behalf Of Imam Purnama Sent: Wednesday, April 23, 2008 8:43 AM Subject: [indonesia] Re: Fw: [IA-ITB] Solusi 'sumur tua' untuk minyak bumi US $ 117 per barrel ? Kalo hanya soal ngangkat cairan dari sumur, ya memang dikerek alias dipompa dengan tenaga orang itu pak solusi murahnya. Kalo mau yang agak mekanis ya pake pompa yang mengangguk-angguk itu. Minggu lalu sempat ke Bukaka nanya harga pompa angguk2 ini. Ternyata ada lonjakan harga struktur bajanya sampai 3 kali lipat dibanding Oktober tahun lalu. Jadi kalo pakai jenis ini mungkin tidak terlalu menjanjikan marginnya. Mungkin bisa dicoba pakai pompa submersible untuk aplikasi sumur dangkal (sekitar 300-500m) yang digerakkan dengan motor sumur air Franklin dengan o-ring HSN atau Viton yang bisa tahan hidrokarbon. Kalo impeler dan difusernya dari plastik, tidak tahan lama. Sejak 5 tahun lalu ada teman yang jual pompa kecil begini dengan impeler dan difuser dari Ni-resist (baja dengan Nikel) untuk sumur2 CBM di Wyoming. Laris manis. Dan run lifenya bisa 3 kali lebih lama dari yang plastik. Kalau di sumur minyak, problemnya ada di power kabel yang harus bisa tahan kalo dicelup/dibenamkan di hidrokarbon. Ini jadi agak mahal karena harus punya insulasi yang tahan minyak, biasanya pakai PPEO atau EPDM. Yang terakhir agak lebih mahal. Pompa yang kedua tersebut berkisar di $10000 - $15000 per set termasuk kabel dan controller untuk laju produksi sekitar 150-400 barel per hari. Harga tersebut perlu dikonfirmasi lagi kayaknya. Biasanya motornya sekitar 5 - 7.5HP. Jadi perlu listrik yang lumayan. Harus ditimbang2 dengan kebutuhan solar untuk gensetnya. Kalau memang masih bisa dapet sekitar 5% oil cut masih cukup layak kali ya. Apalagi kalau sekitar 10-20 sumur barengan. imam
Merevitalisasi sumur minyak tua ? Jawab saya, bisa.
Ketika kita berbicara mengenai reservoir minyak ringan dengan API > 20, volume minyak yang bisa diambil (recovery factor) secara natural drive hanya 5-25% (tergantung tenaga pendorong reservoirnya) dari volume total kandungan minyak di dalam reservoir. Setelah itu produksi minyak akan turun yang ditandai dengan penurunan tekanan reservoir dan/atau kenaikan produksi air (water cut) dan/atau kenaikan produksi gas (high GOR).
1. Sumur tua bertekanan reservoir rendah
Akibat penurunan tekanan reservoir adalah fluida tidak bisa mengalir ke permukaan dan jika sudah melewati batas bubble point pressure maka sumur itu akan mengeluarkan associated gas. Solusinya bisa berbagai macam antara lain:
Solusi 1: menggunakan artificial lift yaitu pompa angguk, electric submersible pump, hydraulic pumping unit, progresive cavity pump, gas lift.
Solusi 2: melakukan injeksi air di zona aquifer, tujuannya untuk reservoir pressure maintenance.
Solusi 3: melakukan gas reinjection di zona gas cap, tujuannnya untuk reservoir pressure maintenance.
2. Sumur tua karena memproduksi banyak air daripada minyak (high water cut)
Penyebabnya bisa karena water coning, thief permeable zone, low sweep effiency, mobility contrast, high residual oil saturation, dan lain-lain.
Solusi untuk water coning, sumur ditutup beberapa lama lalu dibuka lagi (produksi-tutup- produksi- tutup dst), mengurangi laju alir fluida, melakukan remedial cement squezee lalu di-perforate beberapa feet menjauhi water-oil contact, injeksi kimia yang sifatnya relative permeability modifier, injeksi sealant yang sifatnya memblok water coning.
Solusi untuk thief permeable zone, identifikasi zona tersebut dengan PLT dan CHFR lalu lakukan remedial cement squezee dan lanjutkan perforasi zona yang masih ada minyaknya.
Solusi untuk low sweep efficiency, melakukan pattern waterflood, mengebor sumur baru di lokasi yang belum ter-sweep. Contoh pattern waterflood terbesar adalah lapangan Minas-Sumatra.
Solusi untuk mobility contrast, melakukan injeksi kimia polymer. Fungsi polymer adalah untuk mengurangi mobilitas fluida pendorong di dalam reservoir (viskositas air lebih rendah dari minyak, air lebih mobile sehingga cepat breakthrough) , diharapkan polymer bisa mendorong minyak. Contoh injeksi kimia polymer terbesar adalah lapangan Daqing-China.
Solusi untuk high residual oil saturation, melakukan injeksi kimia surfactant. Fungsi surfactant adalah mengurangi interfacial tension minyak dengan air. By product hasil injeksi surfactant adalah emulsi. Diharapkan dengan injeksi surfactant akan menurunkan residual oil saturation sehingga menambah recovery factor minyak. Sejauh yang saya tahu aplikasi injeksi surfactant masih dalam skala field pilot belum ada yang memasuki tahap komersial, seperti di Minas-Sumatra, Karamay-Rusia, Cambridge-US, Gudao-China dll.
3. Sumur tua karena banyak memproduksi gas daripada minyak (high GOR)
Penyebabnya bisa 2 macam, pertama karena gas coning dan kedua karena tekanan reservoir sudah melewati bubble point. Menurut saya ini permasalahan yang paling susah untuk dicarikan solusinya.
Solusi untuk gas coning, perforasi menjauhi gas-oil contact, mengurangi laju alir produksi fluida atau sekalian saja gasnya diproduksikan.
Solusi untuk yang sudah melewati bubble point pressure, bisa menggunakan metoda waterflood dan im/miscible gas injection untuk pressure maintenance. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba 3 metoda tersebut.
Untuk reservoir minyak berat (API<20), satu-satunya solusi yang paling manjur adalah injeksi uap atau steam flood, contoh yang terbesar adalah lapangan Duri-Sumatra dan lapangan Bakersfield- California. Namun ada juga yang tidak menggunakan steam flood, seperti lapangan Boscan di danau Maracaibo-Venezuela menggunakan waterflood.
Solusi2 tersebut diatas adalah yang biasa dilakukan industri migas. Supaya solusinya tepat sasaran dari segi teknikal dan keekonomian, maka diperlukan studi terintegrasi yang melibat multidisiplin tim.
Mohon maaf kalo terlalu panjang.
sahid...
3. Mengelola Sumur Tua ( bertanya) Minggu, 12 Juli 09 - oleh : Sigit Sudarsono
Friends,
Saya mencoba mengelola satu Sumur Tua di Cepu ds. Ledhok, sumur no. 232 bekas produksi Pertamina th.1970, diameter sumur sktr 22 cm, kedalaman casing 585 m, kedalaman pengeboran 700 m, kalau dilihat dr sejarah merupakan sumur produksi, perforasi pertama pada kedalaman sktr 450 m dan perforasi ke dua pada kedalaman sktr 550 m.
Saya menguras sumur secara tradisional dengan memakai timba dr pipa dia. 12.5 cm, pjg 6 m, disambung seling yg ditarik mesin truk. Sudah hampir dua bulan menguras air ( 7 jam sehari) sampai saat ini belum ada tanda-tanda minyak yg keluar, memang ada tekanan gas yang keluar dan suara gemuruh dr dalam sumur.
Saat pengurasan awal kedalaman permukaan air 200m di permukaan tanah, sekarang permukaan air sudah stabil pada kedalaman 300 m sulit untuk lebih dalam lg (kelihatannya kapasitas sumber air tinggi). Kalau di coba masukkan timba di kedalaman 500m, lumpur naik dan air jd keruh.
Apa langkah-langkah yg mesti ditempuh supaya cepat keluar minyak (tentu saja dengan teknologi yg murah), mungkin ada masukan diri rekan-rekan yg mengerti masalah ini. Mohon pencerahan.Terimakasih.
Sal am
Sigit Sudarsono
email. sigitsudarsono@yahoo.com
4. Mengelola Sumur Tua Sabtu, 21 Nopember 09 - oleh : Andi
[quote] Mungkin bisa dicoba pakai pompa submersible untuk aplikasi sumur dangkal (sekitar 300-500m) yang digerakkan dengan motor sumur air Franklin dengan o-ring HSN atau Viton yang bisa tahan hidrokarbon .................. .........
Sejak 5 tahun lalu ada teman yang jual pompa kecil begini dengan impeler dan difuser dari Ni-resist (baja dengan Nikel) untuk sumur2 CBM di Wyoming. Laris manis. Dan run lifenya bisa 3 kali lebih lama dari yang plastik [un quote]
Mas Imam,.. mohon info dong, bagaimana cara menghubungi teman anda yg menjual pompa semacam ESP ini?? kira2 berapaan yaa harganya?? dan ketersedian unitnya bgaimana??
Wasslm.,
Andi
5. OIL PROSPECTING LICENSE/ALLOCATION Jumat, 04 Desember 09 - oleh : David Green
PARTNERSHIP FOR OIL PROSPECTING LICENSE/ALLOCATION
Dear Partner,
The National petroleum Agency of Angola, SONANGOL is granting Oil prospecting license/allocation for 24 million barrels of crude oil per annum to any prospective person/company.
The license has an operating duration of five (5) years. You shall be acting within the capacity as a licensed agent and entitled to a $3/barrel commission. I have a structure within SONANGOL that will guarantee a 100% success in acquiring this license.
If accepted we can work together on this business venture on a 50-50 sharing basis. Kindly contact me for further details.